Harta yang paling berharga, adalah keluarga
Istana yang paling indah, adalah…Keluarga
Puisi yang paling bermakna, adalah keluarga
Mutiara tiada tara, adalah … Keluarga
Selamat pagi Emak
Selamat pagi Abah
Mentari hari ini berseri indah
Terima kasih Emak
Terima kasih Abah
Sumpah sakti perkasa dari kami putera-puteri yang siap berbakti
Siapa
sih yang kenal dengan sinetron fenomenal ini? Berasa balik di zaman TK. Hehehe.
Meskipun tidak melihat awal sinetron ini, setidaknya pada tahun 2001-2005 masih
tayang sinetron ini disamping drama taiwan Meteor Garden. *oops. Memang
nggak salah sih kalau sinetron ini mendapat predikat sinetron terbaik dan penuh
makna. Pasalnya sinetron ini tidak menghadirkan konflik – konflik yang rumit
dan aneh – aneh seperti sinetron akhir dekade ini.
Konfik rumit contohnya, pacar si X selingkuh dengan selingkuhannya Y, atau cerita – cerita fantasi seperti 7 Ekor Kelinci Jadi – Jadian yang setting-nya di kerajaan awan dengan motor yang bisa terbang. Nah loh ... Iya kalo yang lihat itu orang dewasa, kalu anak – anak? Bisa dibayangkan jika penerus banga kita dijejali dengan konsumsi sinetron seperti itu.
Balik
pada Keluarga Cemara!
Sinetron
ini ditayangkan pada tahun 1997 hingga 2004 oleh salah satu stasiun televisi
swasta Indonesia dan ditayangkan kembali pada tahun 2004 hingga 2005 oleh
stasiun televisi yang berbeda. Sinetron ini di sutradarai Arswendo Atmowiloto
dan di produksi oleh Atmo Production. Tokoh ‘Abah’ diperankan oleh Adi Kurdi,
‘Emak’ diperankan oleh Novia Kolopaking yang sekaligus penyanyi untuk sountrack
Keluarga Cemara, ‘Euis’ diperankan oleh Ceria HD, ‘Ara’ diperankan oleh Anissa
Fujianti, dan ‘Agil’ diperankan oleh Pudji Lestari.
Pada
sinetron ini di kisahkan hubungan keluarga yang erat. Kasih sayang kakak pada
adiknya yang sangat dalam, seperti pada cerita ketika Teh Euis ingin mewujudkan
keinginan adiknya untuk naik komedi putar hingga si kakak berkorban habis –
habisan demi keinginan sang adik tersayang. Namun ketika akan naik, uang yang
Teh Euis kumpulkan hilang, betapa kecewanya Teh Euis mengetahui hal itu.
Namunkarna kasih sayangnya yang besar terhadap sang adik, Teh Euis menggendong
adiknya memutari komedi putar.
Sinetron
ini juga mengisahkan tentang bakti anak terhadap orang tuanya. Membantu orang
tuanya dengan senang hati, ditengah kesederhanaan. Abah dan emak disimbolkan
sebagai orang tua yang sangat menyayangi ketiga puterinya, seorang ayah dan ibu
yang sabar, dan bijak.
Betapa
indahnya malam – malam suatu keluarga jika sinetron seperti ini menemani mereka
setiap hari. menanamkan arti kekeluargaan, kasih sayang, dan cinta.